Thursday 12 November 2009

INFERTILITAS , KETAKUTAN SETIAP PASANGAN


JIKA BUAH HATI GA KUNJUNG HADIR…
Kehadiran buah hati adalah dambaan setiap pasutri. Jika si kecil tak kunjung dating,setiap pasangan harus segera memeriksakan diri,termasuk suami.


Infertilitas primer atau ketidak mampuan untuk hamil setelah 1 tahun menikah tanpa penggunaan kontrasepsi,terjadi pada 15% pasangan,beberapa diantaranya tidak memiliki riwayat medis yang mengarah pada kelainan system reproduksi.

Sekitar 30% dari pasangan infertile disebabkan oleh suami dan 20% disebabkan kelainan dari kedua belah pihak pasangan. Oleh karena itu factor dari suami berperan penting pada sekitar 50% pasangan infertile.

Ada beberapa penyebab terjadinya infertilitas pada pria :
@ Berkurangnya jumlah produksi sperma
@ Sumbatan pada system pengeluaran sperma
@ Terbentuknya antibodi terhadap sperma
@ Kerusakan pada testis
@ Gangguan produksi hormone
@ Terjadinya pembesaran pembuluh darah testis

Keadaan penyebab infertilitas tersebut dapat diketahui awalnya dengan cara melakukan pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium.

Untuk pemeriksaan laboratorium antara lain :
1. Analisa Sperma
2. Urinalisis
3. LH
4. FSH
5. Prolaktin
6. Testosteron
7. Antibodi anti sperma

1. Analisa Sperma

Kehamilan terjadi karena adanya pertemuan antara sel telur dengan sperma. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap sperma adalah bagian utama yang harus dilakukan. Pada pemeriksaan analisa sperma yang dievaluasi adalah jumlah, kualitas gerakan dan bentuk sperma.

Persiapan sebelum analisa sperma.
Tidak boleh mengalami ejakulasi baik melalui aktivitas seksual, masturbasi ataupun pengeluaran sperma pada saat mimpi dalam waktu 2-7 hari sebelum pemeriksaan karena akan mempengaruhi kwantitas dan kwalitas sperma.

2. Urinalisis

Pemeriksaan urin lengkap sangat membantu untuk mengevaluasi keadaan infertile pada pria.
Dengan pemeriksaan itu juga dapat dilihat apabila ada retrograde ejacuolation selain berguna untuk menduga adanya infeksi di prostate atau saluran kemih,kerusakan ginjal dan diabetes. Retrogade ejaculation adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan pada saluran keluarnya sperma, yang mengakibatkan sperma tidak keluar sebagaimana mestinya melainkan masuk dan keluar melalui saluran kemih.

3. Luteinizing Hormone (LH)

Fungsi LH pada Pria :
a. Merangsang testis untuk mensintesis hormone steroid
b. Merangsang produksi testosterone pada sel leydig
Peningkatan kadar LH :
- Gagal testis primer
- Seminiferous tubule dysgenesis ( Sindrom Klinefelter)
- Sertoli cell failure
Pengukuran kadar LH penting untuk :
- Evaluasi infertilitas
- Diagnosis gangguan gonad atau pituitary.

4. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

Fungsi FSH pada pria :
- Merangsang aktivitas ditubulus seminiferus seperti : spermatogenesis, sintesis androgen binding protein(ABP), dan inhibin.
- Merangsang sekresi estrogen pada sel sertoli
- Memperkuat efek LH dalam merangsang sel leydig dengan menambah reseptor LH pada sel tersebut.

5. PROLAKTIN

Kadar prolaktin yang tinggi pada pria dapat menghambat/mempengaruhi sekresi hormone-hormon seks yang berakibat spermatogenesis terganggu atau impotensi.
Pemeriksaan prolaktin diperlukan pada keadaan :
- kurangnya libido
- impotensi
- pasien yang mengalami pengobatan akibat tumor pituitary (pembedahan/sinar)
6. Testosteron

Adalah hormone yang paling penting pada pria dihasilkan oleh sel leydig (testis)

Fungsi testosteron:
- Mempengaruhi perkembangan sifat-sifat seks sekunder pria.
- Memberikan feedback negative melalui pituitary dan hipotalamus,menghasilkan penurunan sekresi LH.
- Menjaga fungsi kelenjar prostate dan vesikel seminalis.

7. Antibodi Anti Sperma

Salah satu factor infertilitas yang disebabkan oleh pria adalah antibody terhadap sperma. Pada kasus infertilitas akibat adanya antibody anti sperma ini, awalnya adalah karena timbulnya antibody sperma pada laki-laki. Antibodi terhadap sperma ini merupakan fenomena autoimun, karena system imun membentuk antibody terhadap antigen tubuhnya sendiri yaitu sperma.

Antibodi ini dapat ditemukan dalam darah, plasma seminal maupun terikat pada permukaan sperma. Antibodi biasanya ditemukan pada beberapa pria denagn penyakit testicular dan penyakit autoimun spermatogenesis.



No comments: