Thursday 28 May 2009

Tips Menggunakan Kondom

Bila Anda dan pasangan sepakat memutuskan menunda kehamilan, sudah saatnya memakai alat kontrasepsi. Namun, masalah kontrasepsi ini jangan seluruhnya ditimpakan kepada wanita. Anda pun bisa turut serta membantu mereka dengan cara menggunakan kondom.

Pada umumnya kondom terbuat dari bahan dasar karet yang didesain khusus elastis dan tidak dapat ditembus cairan. Pengetahuan yang cukup mengenai kondom mutlak diperlukan agar hal-hal yang mungkin tidak diinginkan dapat dikurangi resikonya.

Kondom yang ada sekarang ini sangat bervariasi baik dalam segi bentuk maupun rasa. Dalam hal bentuk, kondom bisa berupa kondom biasa, bergerigi, bersungut, berambut, baggy, ekstension, dan sebagainya. Dalam hal rasa, kondom juga memiliki aneka rasa; buah-buahan, mint, dan lainnya.

Berikut ini adalah tips dan cara memakai kondom yang benar :

1. Jangan membuka bungkus kondom di tengah karena dapat ikut merobek karet kondom yang ada di dalamnya. Lebih baik, sobek pada bagian pinggir. Lakukan dengan hati-hati. Bila sobek, buang dan beli lagi yang baru.

2. Pakai kondom saat penis sedang tegang maksimal. Agar tak keburu 'melempem' karena rangsangan terhenti, Anda bisa meminta bantuan pasangan.

3. Berikan ruang yang cukup pada ujung kondom. Jangan dipakaikan semua agar ada ruang untuk udara yang mungkin timbul, serta untuk menampung cairan semen yang mungkin keluar secara tiba-tiba. Pakaikan seperti memakai kaos kaki yang ujungnya disisakan.

4. Pakai kondom dengan cara menggulung lipatannya, bukan dengan cara dipanjangkan dulu baru dipakaikan.

5. Jangan oleskan kondom pada cairan berminyak karena dapat merusak bahan karet, sehingga kondom dapat jebol sewaktu-waktu tanpa diduga.

6. Jika kondom robek 'di tengah jalan', segera hentikan 'permainan' dan segera pasang kondom baru.

7. Buang kondom bekas yang sudah Anda pakai ke tempat sampat yang jauh dari jangkauan anak-anak, agar kuman dan bibit penyakit menular seksual yang mungkin saja ada tidak menulari anggota keluarga Anda. Ikat kondom agar sperma tidak tumpah kemana-mana.

8. Beli kondom asli, jangan yang bajakan atau tiruan, karena bisa saja kualitasnya jelek.

Sumber : Dechacare.com

Glibenclamide

Indikasi:
Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.

Kontra Indikasi:
Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militus juvenil, prekoma dan koma diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil.
Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal.
Ibu menyusui:
- Diabetes militus dan komplikasi (demam, trauma, gangren).
- Pasien yang mengalami operasi.

Komposisi:
Tiap kaptab mengandung glibenklamida 5 mg.

Cara Kerja Obat:
Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivat sulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamida bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida diekskresikan bersama feses dan sebagai metabolit bersama urin.

Dosis:
Dosis awal 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1 kaptab sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai.
Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari.
Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis terbagi.

Peringatan dan Perhatian:
- Pada keadaan stress, terapi dilakukan harus dengan insulin.
- Hati-hati bila diberikan pada orang yang lanjut usia.

Efek Samping:
Kadang-kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti: mual, muntah dan nyeri epigastrik.
Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada kulit.

Interaksi Obat:
- Efek hipoglikemia ditingkatkan oleh alkohol, siklofosfamid, antikoagulan kumarina, inhibitor MAO, fenilbutazon, penghambat beta adrenergik, sulfonamida.
- Efek hipoglikemia diturunkan oleh adrenalin, kortikosteroid, tiazida.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celcius) dan tempat kering.

Kemasan:
Glibenklamida 5 mg kaptab, botol 100 kaptab.
Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 strip @ 10 kaptab.
Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 blister @ 10 kaptab.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Kaplet

Produsen: PT Indofarma

Allopurinol

Indikasi:
Gout dan hiperurisemia

Kontra Indikasi:
Alergi terhadap Alopurinol.
Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Alopurinol 100 mg

Cara Kerja Obat:
Alopurinol adalah obat penyakit priai (gout) yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Alopurinol bekerja dengan menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah xantin menjadi asam urat. Dalam tubuh Alopurinol mengalami metabolisme menjadi oksipurinol (alozantin) yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase. Mekanisme kerja senyawa ini berdasarkan katabolisme purin dan mengurangi prosuksi asam urat, tanpa mengganggu biosintesa purin.

Posologi:
Dewasa:
Dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu sebesar 100 mg sampai dicapai dosis optimal.
Dosis maksimal yang dianjurkan 800 mg sehari.
Pasien dengan gangguan ginjal 100 - 200 mg sehari.
Anak 6 - 10 tahun:
Bila disertai penyakit kanker, dosis maksimal 300 mg sehari.
Anak di bawah 6 tahun:
Dosis maksimal 150 mg sehari.

Dosis tergantung individu, sebaiknya diminum sesudah makan. Pemeriksaan kadar asam urat serum dan fungsi ginjal membantu penetapan dosis efektif minimum, untuk memelihara kadar asam urat serum <= 7 mg/dl pada pria dan <= 6 mg/dl pada wanita.

Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati pemberian pada penderita yang hipersensitif dan wanita hamil.
Hindari penggunaan oada penderita dengan gagal ginjal atau penderita dengan hiperurisemia asimptometik.
Hentikan pengobatan dengan Alopurinol bila timbul kemerahan kulit atau demam.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan katarak.
Selama pengobatan dianjurkan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, hentikan pengobatan jika terjadi kerusakan lensa mata.
Penggunaan pada wanita hamil, hanya bila ada pertimbangan manfaat dibandingkan risikonya.
Alopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan artritis gout akut sehingga sebaiknya obat antiinflamasi atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi.
Hati-hati bila diberikan bersama dengan vidarabin.

Efek Samping:
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi pupura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan sindrome poliartrtis. Demam, eosinofilia, kegagalan hati dan ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam.

Interaksi Obat:
Pemberian Alopurinol dengan azatioprin, merkaptopurin atau siklofosfamid, dapat meningkatkan efek toksik dari obat tersebut.
Jangan diberikan bersama-sama dengan garam besi dan obat diuretik golongan tiazida.
Dengan warfarin dapat menghambat metabolisme obat di hati.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma

Monday 11 May 2009

Dikira Gizi Buruk, Ternyata Balita Mengidap HIV/AIDS

Senin, 11 Mei 2009 | 15:07 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Sebanyak 14 balita di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dinyatakan positif mengidap virus HIV, bahkan tiga di antaranya positif AIDS.

Ketua Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Kabupaten Malang Adi Purwanto, Senin, mengakui, ke-14 balita pengidap HIV/AIDS tersebut tertular dari ibu kandung mereka, dan si ibu tertular dari suaminya.

Awalnya, kata Adi, dinkes setempat menyimpulkan balita bersangkutan secara fisik seperti penderita gizi buruk, tapi dinkes tidak yakin sebab asupan gizi balita itu bagus sehingga dilakukan pemeriksaan lebih rinci yang hasilnya ternyata mereka mengidap HIV/AIDS. "Semula kami beranggapan balita yang badannya kurus dan tidak ceria itu penderita gizi buruk dan setelah dilakukan pemeriksaan rinci ternyata balita bersangkutan mengidap HIV/AIDS seperti yang dialami balita dari Kecamatan Karangploso," katanya.

Menurut dia, penanganan ke-14 balita tersebut dilakukan secara terus-menerus dengan memantau perkembangannya, termasuk pemberian obat-obatan dan secara berkesinambungan juga dikoordinasikan dengan berbagai pihak, terutama dinkes dan LSM Paramitra yang selama ini konsen terhadap penyakit HIV/AIDS. Ke-14 balita yang mengidap HIV/AIDS tersebut terdeteksi selama kurun waktu tahun 2009 (Januari-Maret).

Sumber : Kompas.com

ASEAN Sepakat Tingkatkan Pasokan Obat-obatan Anti Flu Babi

Bangkok - Negara-negara se-Asia Tenggara sepakat untuk meningkatkan pasokan obat-obatan terhadap wabah flu H1N1 (flu babi). Mereka juga setuju untuk mengkoordinasikan respons mereka terhadap wabah tersebut.

Demikian pernyataan bersama yang dikeluarkan para Menteri Kesehatan (Menkes) ASEAN dalam pertemuan di Bangkok, Thailand seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (8/5/2009).

Selain dihadiri para Menkes dari 10 negara anggota ASEAN, pertemuan tersebut juga diikuti oleh para menteri dari China, Jepang dan Korea Selatan.

Dalam pertemuan itu, Jepang mengumumkan akan menyumbangkan 500 ribu dosis obat antivirus serta ratusan ribu set alat perlindungan untuk ASEAN jika sewaktu-waktu virus flu H1N1 menyebar ke wilayah tersebut.

Dalam pertemuan itu, para menteri juga sepakat bahwa aturan larangan perjalanan dalam memerangi flu H1N1 tidak diperlukan.

"Pembatasan perjalanan akan berdampak sangat kecil dalam menghentikan penyebaran virus tersebut, namun akan sangat mengganggu dan mendatangkan dampak negatif yang besar pada kelesuan ekonomi global saat ini," demikian statemen bersama para menteri.

Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan menyampaikan terima kasih pada Jepang atas donasi tersebut. "Terima kasih kami kepada Jepang karena menyediakan pasokan 500.000 antivirus dan peralatan perlindungan pribadi untuk 750.000 orang," ujar Pitsuwan.

Sebelumnya dalam pidato pembukaan konferensi tersebut, Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva mengimbau Asia untuk bekerja sama dalam menghadapi virus flu H1N1.

"Tak ada satu negara pun yang mampu mengendalikan dan mengatasi ancaman ini sendirian. Justru kerjasama internasional yang intensif diperlukan," pungkas Abhisit.

Sumber:detiknews.com

Satu Lagi Wisatawan Belanda di duga terkena Flu Babi di Denpasar

Denpasar - Wisatawan asal Belanda Michelle van Derson (32) yang berwisata ke Bali diduga terjangkit flu babi. Kini ia tengah menjalani perawatan intensif di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Michelle mendarat di Bandara Ngurah Rai menggunakan pesawat Malaysia Airlines MH 715. Pesawat Airbus 330 yang mengangkut 137 penumpang serta 12 awak ini mendarat pukul 12.45 Wita, Minggu (10/9/2009).

Pesawat yang diduga mengangkut penumpang diduga terjangkit flu babi ini kemudian diparkir ke areal khusus (remote apron), yang berlokasi di sebelah ujung barat bandara yang terpisah dengan pesawat lainnya.

Sebelumnya saat masih di dalam pesawat, korban yang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur-Denpasar itu mengeluh mengalami sakit yang gejalanya mirip flu babi, yaitu demam dan nyeri tenggorokan. Kondisinya tersebut disampaikan kepada kapten pilot pesawat.

"Keluhannya Kemudian dilaporkan oleh kapten pilot kepada petugas bandara," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Ngurah Rai Heru Legowo kepada wratawan di Bandara Ngurah Rai, Minggu (10/5/2009).

Sesaat setelah pesawat terparkir, petugas kesehatan bandara bergegas masuk ke dalam pesawat untuk mengevakuasi Michelee dan melarikannya ke RSUP Sanglah. Ratusan penumpang lainnya dibekali dengan masker.

Di RSUP Sanglah, Michelle menjalani perawatan di ruang Isolasi Nusa Indah. Michelle menjalani pemeriksaan secara khusus karena ia memiliki riwayat berasal dari negara yang sudah dinyatakan positif terjangkit flu H1N1.

Dari hasil pemeriksaan klinis sementara, sakit Michelle dinyatakan tidak mengarah ke flu babi. Pasien kemudian diberikan tamiflu.

"Suhu tubuhnya 36,9 derajat Celcius, nadi 62 kali per menit, tensi darah 110, nafas 20 kali per menit serta tidak mengalami gangguan pada paru-parunya," kata Ketua Tim Penanggulangan Virus H1N1 RSUP Sanglah dr Agus Somia SpPD di RSUP Sanglah.

Untuk mengetahui secara pasti penyakit pasien, sampel darah dan swap atau hapusan tenggorokannya akan diteliti di Balai Veteriner di Bogor, Jabar. Pasien juga akan menjalani pemeriksaan VCR (Visual Conversion Reaction) dan serologi.

Sumber: detiknews.com